Kamis, 26 Januari 2012

Manajemen Konflik



Konflik
Berbagai macam definisi konflik yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah Robbins (2001) yang menyatakan bahwa konflik merupakan suatu hal yang dilakukan satu pihak yang menimbulkan ketidaksenangan pihak yang lain. Konflik merupakan ketidaksetujuan antara individu maupun kelompok dalam organisasi yang terjadi karena adanya kebutuhan dari sumber daya yang terbatas, adanya perbedaan status, tujuan, kepentingan, atau budaya (Stoner, 1989). Jadi secara umum, konflik merupakan perilaku anggota organisasi yang dilakukan berbeda dengan anggota lainnya (Supadi, 2007).
Konflik adalah perjuangan yang dilakukan secara sadar dan langsung antara individu dan atau kelompok untuk tujuan yang sama. Mengalahkan saingan nampaknya merupakan cara yang penting untuk mencapai tujuan. (Theodorson & Theodorson, 1979 : 71)
Menurut Kilmann & Thomas (dalam Luthans, 1983 : 366) yang dimaksud dengan konflik adalah suatu kondisi ketidakcocokan obyektif antara nilai-nilai atau tujuan-tujuan, seperti perilaku yang secara sengaja mengganggu upaya pencapaian tujuan, dan secara emosional mengandung suasana permusuhan.
Konflik disebabkan oleh banyak faktor. Schermerhorn (2000) mengungkapkan bahwa kondisikondisi di bawah ini dapat memicu terjadinya konflik, yaitu:
1.Berperan ganda. Adanya ketidakjelasan harapan organisasi dan ketidakpastian tugas  
   menyebabkan orang akan bekerja pada tujuan yang berbeda.
2.Keterbatasan sumber daya. Dengan membagi sumber daya dengan yang lain ataupun     bersaing langsung untuk mendapatkan alokasi sumber daya memicu terjadinya konflik, khususnya bila sumber daya yang ada jumlahnya terbatas.
3.Ketergantungan antar pekerjaan. Jika individu atau kelompok tergantung satu sama lain dalam rangka penyelesaian tugas, maka konflik akan sering timbul.
4.Persaingan pencapaian sasaran organisasi. Sasaran dan sistem kompensasi yang tidak dirancang dengan baik akan menyebabkan individu maupun kelompok dapat berkonflik.
5.Ketidaksamaan struktur organisasi. Perbedaan dalam struktur organisasi maupun karakteristik orang-orang yang ditempatkan dapat mengembangkan konflik yang disebabkan karena ketidaksesuaian pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan.
6. Konflik yang terjadi sebelumnya dan belum terpecahkan. Suatu konflik yang belum terselesaikan secara tuntas di waktu yang akan datang dapat menyebabkan konflik sejenis.

Manajemen Konflik
Menurut Ross (1993), manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.
Penyebab terjadinya konflik pada setiap organisasi berbeda-beda bergantung pada tujuan yang hendak dicapai serta sumber daya yang terlibat dalam komplektisitas desain organisasi yang ditetapkan di internal organisasi yang meliputi  keterbatasan sumber daya organisasi tersebut, perbedaan sifat, nilai, dan persepsi individu, saling ketergantungan tugas, lemahnya sistem evalusi dan kesalahan komunikasi
Upaya penanganan konflik sangat penting dilakukan yaitu dengan melakukan manajemen konflik. Manajemen konflik sangat berpengaruh bagi anggota organisasi. Pemimpin organisasi dituntut menguasai manajemen konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak positif untuk meningkatkan mutu organisasi. 
Dalam melaksanakan manajemen konflik organisasi harus melakukan berberapa proses yaitu :
1.    Perencenaan
Kegiatan perencanaan meliputi kegiatan-kegiatan indentifikasi masalah, klasifikasi masalah dan analisis masalah
a.         Indentifikasi Masalah
Tahap awal prosedur yaitu dengan cara melihat gejala-gejala yang menyebabkan konflik  dan masalah yang menjadi penyeab konflik
b.         Klasifikasi Masalah
Melakukan pengelompokan/pengklasifikasian sumber-sumber konflik.Fieldman dan Arnold (1983:513) membagi sumber konflik menjadi du kelompok yaitu kurangnya koordinasi kerja antar kelompok dan kelemahan sistem kontrol organisasi.
c.         Analisis masalah
Analisis dilakukan untukk mengetahui apakah termasuk kategori penting dan mendesak untuk disesuaikan atau dapat ditunda dengan memperhatikan kemampuan organisasi
2.    Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan manajemen konflik meliputi antara lain :
a.         Penentuan metode/pendekatan
Penentuan atau pemilihan pendekatan sangat bergantung pada masalah yang   muncul, dan kemampuan pimpinan dalam mengelola konflik agar menjadi kekuatan konflik agar menjadi kekuatan organisasi
b.         Penyelesaian masalah melalui manajemen konflik

Pendekatan manajemen konflik merupakan tahapan lanjutan setelah dilakukan analisis masalah. Konflik yang terjadi dapat menguntungkan/ fungsional dan merugikan atau menghambat pencapaian tujuan organisasi. Pendekatan manajemen konflik yang dipilih dan diterapkan bergantung pada masalah yang dihadapi dan dampak yang ditimbulkan

3.    Evaluasi
 Keberhasilan manajemen konflik dapat dilihat dari sikap dan perilaku (kinerja) anggota organisasi. Sehingga dilakukan evaluasi dari manajemen konflik yang dilakukuan.


Referensi:
Wijayati,Tri Dewie. 2007.Model Konseptual Manajemen Konflik dalam Organisasi.
Nugraheni, Fitri.2007. Wajah Konflik Dalam Organisasi : Penugasaan Manajemen Konflik oleh Pemimpin.
Yuliyanto, Muchamad.2008.Peran Agama Serta Implementasi Komunikasi dan Manajemen Konflik dalam Kerusuhan Sosial di Losari Brebes Jawa Tengah.
Aula’,Pekka & Siira, Kalle.2010. Organizational Communication and Conflict Management Systems : A Social Complexity Approach.
Pathak,Mitali.2010. Managing Organizational Conflict.
http://bibbaurell.blogspot.com/2010/11/manajemen-konflik-peranan-manajemen.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar